Virtual Tour

Anda bisa melakukan virtual tour untuk menelusuri seluruh wilayah pura Dalem Brerong Desa Adat Mengwitani secara virtual untuk mengetahui lebih detail keseluruhan pura.

Sejarah Pura Dalem Brerong Desa Adat Mengwitani

Pada tahun 1343 di mana majapahit berhasil menakklukan Bali di bawah pimpinan patih Gajah Mada dan para arya salah satu yang ikut menggempur Bali dari arah selatan (Kuta) yaitu Arya Kenceng yang kemudian oleh patih Gajah Mada ditugaskan untuk menjaga keamanan daerah Bali bagian barat dan tinggal di sebuah desa bernama Buahan, bersama Arya Sentong dan Arya Belog Kaba-kaba serta Arya Delancang di Kapal. Sekitar tahun 1347 M, empat {4} putera puruhito Gajah Mada yang tertua tinggal menjadi adipati di Pasuruan, yang kedua menjadi adipati di Blambangan, yang ketiga (wanita) menjadi adipati di Sumbawa dan yang keempat menjadi adipati di Bali (Sri Kresna Kepakisan) Sri Kresna Kepakisan beristrikan seorang brahmani dari gria Ketepengreges Pasuruan Jatim yang kedua diperistri oleh betara Arya Kenceng dan yang ketiga diperistri oleh Arya Sentong. Arya kenceng dengan istri brahmani tersebut mempunyai dua putera :1 Gusti Raka atau Dewa Raka atau bergelar Sri Megada Prabu, 2 Gusti Rai atau Dewa Rai atau bergelar Sri Megada Nata dari istri kedua yang berasal dari desa Tegeh, betara Arya Kenceng juga berputera dua orang : 1 Kyai Tegeh Kori, 2 Istri Tegeh (kawin dengan pangeran Asak di Kapal).

Ketika kerajaan badung dilanda suatu masalah sehingga raja Badung (Gusti Pinatih) meninggalkan Badung menuju desa Guliang Klungklung, maka bendesa Mas Badung datang menghadap ke pada betara Arya Kenceng supaya menganugerahkan seorang puteranya untuk di nobatkan sebagai raja Badung, maka dari itu Arya Kenceng menganugerahkan putera yang ketiga yaitu Kyai Tegeh Kori untuk dinobatkan sebagai raja Badung dan bila berputera nanti semoga ada yang kembali ke wilayah Mengwi, maka Kyai Tegeh Kori akhirnya di boyong ke Badung oleh bendesa Mas dan kemudian bendesa Mas mempersembahkan puterinya untuk diperistri oleh Kyai Tegeh Kori sebagai pusat kerajaan ada di wilayah Tegal sebelah selatan kuburan Badung.

Kini diceritakan kembali Kyai Tegeh Kori dengan istri bendesa Mas berputera dua orang yaitu : 1 Kyai Gede Tegeh dan 2 Kyai Made Tegeh selanjutnya Kyai Gede Tegeh sebagai putera mahkota tetap tinggal di Badung namun Kyai Made Tegeh dengan keris I kala tadah pergi kearah utara sampai di Mengwi membuat puri dan menjadi raja Mengwi sebagai mana pesan kakeknya kepada Kyai Tegeh Kori dengan pebencangah tri mandala maka sebagai seorang raja yang menganut darma agama maka beliau juga membuat tri khayangan namun yang pertama dibuat adalah pura dalem atau oleh beliau disebut Pura Dalem Brerong, barulah kemudian beliau membangun pura desa puseh, pura penataran dalem serta ulun suwi di mana letak pura desa yang pertama di sebelah barat batas desa Beringkit dan Mengwi. Kyai Made Tegeh yang kemudian bergelar Kyai Agung Anglurah Mengwi I yang berkuasa dari sebelah utara atau barat Beringkit sampai di Kuwum Sembung dengan wilayah yang cukup luas maka banyak rakyat daerah lain datang untuk mengabdi.